Jombang, Pijaronline.net – Musim penghujan kerap kali disertai dengan adanya bencana. Sedikitnya ada 32 desa di wilayah Kabupaten Jombang yang rawan terjadinya bencana, khususnya banjir. Hal itu disampaikan oleh Bupati Jombang Mundjidah Wahab saat menggelar apel pasukan penanggulangan bencana alam di lapangan pemerintahan setempat, Kamis (9/1).
“Perlu diketahui, ada 32 desa dari 306 desa dan kelurahan yang ada di Jombang, rawan bencana dengan klasifikasi tinggi. Rata-rata bencana banjir. Ada beberapa desa yang istilahnya adalah langganan banjir,” ucapnya.
Untuk itu, lanjut Mundjidah, kegiatan apel ini sangat penting. Selain melakukan pengecekan pasukan dan perlengkapan dalam penanggulangan bencana, tentunya berbagai pelatihan dan sosialisasi dapat dilaksanakan secara berkesinambungan melalui lembaga dan instansi terkait. Nantinya bisa membantu menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
“Dengan kesiapan ini bisa bermanfaat, sehingga pelayanan untuk masyarakat terdampak bencana dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat. Kita juga mengharap kerja sama masyarakat agar dapat berinisiatif melaporkan jika ada bencana di wilayahnya. Jangan menunggu sampai ada korban,” imbuhnya.
Sementara, sumber data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang, pada tahun 2019 lalu, Kabupaten Jombang mengalokasikan anggaran sebesar Rp 7 miliar lebih untuk penanggulangan bencana alam. Sedangkan untuk tahun 2020 ini, anggaran sebesar Rp 3 miliar lebih disiapkan Pemkab Jombang.
“Anggaran penanggulangan bencana alam di Kabupaten Jombang tahun 2020 ini masih akan direvisi olehgGubernur Jawa Timur,” pungkas Mundjidah.
Apel gelar pasukan juga dihadiri oleh Komandan Kodim (Dandim) 0814 Jombang, Kapolres Jombang, serta Komandan Satuan Radar (Dansatradar) 222, Kabuh, Jombang, serta para relawan.
Dandim 0814 Jombang, Letkol Inf Triyono menambahkan, pihaknya sudah menempatkan pasukan untuk penanggulangan bencana alam di titik di Kabupaten Jombang. Kurang lebih ada 100 personel yang disiagakan.
“Titik yang pertama kita stand by-kan 2 SST. Kurang lebih 50 orang itu masuk Sektor Ploso. Kemudian 3 SST kekuatan kurang lebih 75 orang, mengkover sektor Peterongan dan Mojoagung. 1 SST mengkover Sektor Wonosalam, antisipasi bencana longsor,” rinci dandim.
Troyono menambahkan, pasukan-pasukan tersebut sudah di-stand by-kan di masing-masing sektor sejak satu minggu yang lalu. Sedangkan apel gelar pasukan dan perlengkapan kali ini dilakukan dalam rangka menyinkronkan unsur-unsur TNI, Polri, dan seluruh dinas terkait dari jajaran Pemkab Jombang yang bisa digunakan untuk memaksimalkan tugas kemanusiaan tersebut.
“Karena sekali lagi, (penanggulangan) bencana itu adalah tugas kemanusiaan. Panggilan hati itulah yang sebagai kunci kesuksesan pelaksanaan tugas di lapangan,” pungkasnya.(dan)