Surabaya, Pijaronline.net – Kita perlu meningkatkan kesadaran untuk berpartisipasi mendorong, mencegah, mendeteksi, dan mengobati penyakit kanker. Apalagi penyakit kanker tidak pandang bulu.
Lalu apa yang dapat kita lakukan? Hal pertama, kita perlu mengetahui apa yang menjadi pemicunya. Apakah kita termasuk rentan terkena penyakit kanker? Setelah itu, cari tahu tindakan preventif yang dapat dilakukan, bagaimana meminimalkan penyebarannya jika sudah terkena kanker, dan bagaimana persiapan jika ada anggota keluarga yang terkena kanker.
Health Claim Senior Manager Sequis dr. Yosef Fransiscus mengatakan, secara umum risiko kanker berkembang karena paparan zat kimia, sinar matahari yang berlebihan, paparan radikal bebas. Kemudian, stres yang tinggi, gangguan hormonal, usia menua, kelebihan berat badan, sering mengalami radang dan infeksi, juga bisa karena gaya hidup yang buruk, seperti merokok, dan sering mengonsumsi miras, pola makan tinggi lemak, banyak gula, dan kurang serat.
Namun, kanker dapat juga terjadi karena memiliki riwayat penyakit tertentu. Misalnya jika memiliki riwayat radang usus akan berpotensi terkena kanker usus, bisa juga karena kelainan genetik yang dapat mengganggu sistem kerja tubuh.
Adapun faktor yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker dapat berbeda pada setiap kasus dan biasanya tidak hanya dipicu oleh satu faktor. Namun, pada umumnya karena ada sel abnormal yang tumbuh tak terkendali sehingga merusak sel normal di sekitarnya dan bagian tubuh lain. Sebenarnya, tubuh kita memiliki mekanisme sendiri untuk menghancurkan sel yang abnormal tetapi bila mekanismenya gagal maka sel abnormal tersebut akan tumbuh tak terkendali.
Semua dokter dan para ahli pastinya menyarankan agar masyarakat rajin melakukan cek kesehatan secara berkala dan mempraktikkan gaya hidup sehat. Seperti menghindari paparan radiasi, asap dan zat kimia, menjaga lingkungan tetap bersih, rutin berolahraga serta konsumsi makanan sehat yang berserat tinggi dan rendah lemak serta gunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.
Melakukan medical check up setidaknya 3 bulan sekali walau tidak sakit adalah tindakan preventif agar jika ada gejala dapat ditangani sejak dini. Kemudian, memberikan vaksin pada anggota keluarga juga sangat baik. Misalnya vaksin Hepatitis B dan vaksin HPV.
Hal-hal tersebut merupakan langkah preventif untuk meminimalkan serangan kanker Apalagi, bagi mereka yang secara genetik rentan terkena kanker karena sulit dideteksi pada stadium awal. Beberapa kanker bahkan tidak menimbulkan gejala awal dan baru diketahui saat mencapai stadium lanjut sehingga menjalankan pola hidup sehat dan bersih menjadi pilihan yang bijaksana untuk mempertahankan kesehatan.
“Haruslah kita sadari bahwa jarang ada kanker yang sembuh 100 persen. Fakta yang sering terjadi adalah pasien masuk masa statis atau sedang tidak berkembang dan ini bukanlah sembuh. Itu sebabnya, mereka yang telah dinyatakan sembuh atau yang biasa disebut survivor diwajibkan tetap melakukan kontrol ke dokter spesial onkologi dan dokter gizi,” jelas Yosef.
Anggota keluarganya pun, terutama jika pasien sudah pada tahap stadium lanjutan, perlu mempersiapkan diri dan finansial. Sehingga jika perjalanan hidup pasien sampai pada titik terakhir, tidak menambah stres baru.
Tambahnya lagi, karena kanker dapat menyerang siapa saja dan belum ada cara meminimalkan kanker maka kita pun perlu menambah pengetahuan dan referensi mengenai bahaya penyakit kanker. Tujuannya agar bisa lebih preventif dan tidak antipati pada penyembuhan medis, seperti kemoterapi karena makin cepat di kemoterapi maka makin besar pula harapan hidup.(dan)