
Bersama 25 Bidan dari 13 Provinsi di Indonesia
Sidoarjo-Pijaronline.net– Prestasi yang diraih Bidan, Nurlaili Romadona (26), S.Tr.Keb, warga Jalan Kalimantan I/4, RT 04, RW.08, Kelurahan Trajeng, Panggungrejo, Kota Pasuruan, patut dibanggakan. Itu karena bidan alumni Poltekkes Kemenkes Malang ini terpilih sebagai Bidan Inspiratif Untuk Negeri (BIUN) 2022 untuk mendukung upaya pemerintah menurunkan angka stunting.
Itu setelah dia menyisihkan para bidan dari 13 provinsi di Indonesia. Terpilih 26 orang BIUN 2022. Dua di antaranya dari Jawa Timur. Salah satunya Nurlaili. Karena prestasinya itu, Nurlaili kemarin (14/8) berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan atasi stunting mulai 15 sampai 22 Agustus 2022.

Program BIUN ini di-inisiasi oleh PT Kimia Farma berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa, Kementerian Kesehatan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), dan FIADIFA (Forum Istri Anggota Holding Farmasi). Tujuan program mendukung upaya pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting melalui intervensi berbasis inovasi program dan pemberdayaan bidan di wilayah stunting. Program seleksi BIUN ini dimulai pada 24 Juni – 30 Juli 2022.
”Saya sangat bersyukur terpilih sebagai Bidan Inspiratif Untuk Negeri 2022. Semoga setelah mengikuti pelatihan di Jakarta nanti, semua ilmu bisa saya praktikan untuk atasi stunting di wilayah saya,” kata Nurlaili, kemarin.
Salah satu persyaratan peserta BIUN ini adalah peserta harus mengirimkan proposal atasi stunting dan PPT. Proposalnya berjudul “Wahana Keluarga No Stunting”. Dia menyodorkan solusi-solusi praktis bagaimana sebuah keluarga bebas dari stunting.
“Stunting adalah gangguan pertumbuhan di mana anak tidak tumbuh tinggi seperti anak usianya atau disebut kerdil. Ini akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu panjang. Anak mungkin juga memiliki tubuh kurus (wasting) atau perkembangan tubuhnya tidak sesuai dengan normal. Ini biasanya terjadi pada anak balita. Dan, anak yang mengalami stunting kelihatan saat menginjak usia 2 tahun. Tinggi badannya menurut WHO, sekitar 8,5-11,75 cm,” jelasnya.

Apa tujuan mengikuti program BIUN? ”Saya sebagai bidan berupaya berpartisipasi mengatasi stunting di Indonesia. Karena, prevalensi stunting di Indonesi rangking ke-3 tertinggi di Asia Tenggara. Dan, di Jawa Timur, masih banyak zona merah stunting. Ini tanggung jawab semua masyarakat. Apalagi saya yang berprofesi bidan. Kalau tidak aktif atasi stunting, kapan lagi,” kata Nurlaili.
Bagaimana proses seleksi? Seleksi berkas adminitrasi dan pengajuan proposal terakhir pada 31 Juli. Pada 6 Agustus, pengumuman lolos seleksi berkas dan proposal program. Tanggal 8 Agustus, terakhir pengumpulan materi PPT program untuk presentasi.
”Tanggal 11 Agustus, para peserta diberi kesempatan presentasi proposal program.Rinciannya 10 menit paparan, dan 20 menit tanya jawab oleh IBI, Kimia Farma, dan Dompet Dhuafa. Tanggal 12 Agustus, Alhamdulilah, saya dihubungi panitia dan lolos seleksi sebagai BIUN. Ternyata, 13 provinsi hanya diambil 26 bidan. Dua di antaranya dari Jawa Timur,” ujarnya
Nurlaili ini sehari-harinya bekerja di Klinik Layar Husada, Sukorejo, Buduran, Sidoarjo sejak 9 bulan lalu. Dia ditunjuk atasannya dr Berlian Aniek Herlina, MSi, sebagai PIC Prolanis Klinik Layar Husada. Dan, ternyata memiliki dedikasi tinggi pada pekerjannya. Buktinya, sebelum berangkat ke Jakarta siang tadi, pagi harinya dia masih mengatur kelancaran pelaksanaan Prolanis di klinik.
”Saya bersyukur Mbak Nurlaili terpilih sebagai Bidan Inspiratif Untuk Negeri 2022. Dia memiliki dedikasi pada pekerjaan tinggi, komunikasi baik dengan para pasien baik, teliti, dan sabar. Saya sendiri bangga terhadapnya” kata dr Berlian.
Nurlaili berharap semua tenaga kesehatan (Nakes) tak hanya bidan bisa bersama-sama menangani masalah stunting yang sudah menjadi prioritas pemerintah pusat. Bahkan, presiden mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi di antara pemangku kepentingan. “Target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 turun 14 persen,” jelasnya.

Apa saja yang perlu diperhatikan dalam atasi stunting? ” Yang diperhatikan antara lain pemeriksaan kehamilan rutin, pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif, menciptakan lingkungan yang bersih, konsisten memantau tumbuh kembang anak, dan pemberian imunisasi lengkap. Saya berharap, Indonesia segera terbebas dari stunting,” katanya.
Seperti diberitakan, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berupaya untuk mendukung kesehatan anak salah satunya melalui peringatan Hari Anak Nasional dengan tema ‘Anak Terlindungi, Indonesia Maju.’ Bersamaan dengan itu, Kimia Farma juga melaksanakan Kick Off dan Webinar Bidan Inspiratif Untuk Negeri 2022 yang berlokasi di Kimia Farma Corporate University. Program ini berfokus dalam upaya penurunan stunting melalui intervensi berbasis inovasi program dan pemberdayaan bidan di wilayah stunting. Hal ini menjadi benang merah sinergi program yang diharapkan dapat memperkuat output pada jangka menengah dan outcome pada jangka panjang.
Bentuk dukungan PT Kimia Farma Tbk berupa implementasi proposal project inovasi pada bidan yang terpilih. Yang nantinya akan diikutsertakan pada pelatihan pembekalan selama satu bulan, pembiayaan proposal project inovasi, monitoring selama project berlangsung dan memiliki kesempatan untuk menjadi pemenang penghargaan The Most Inspiring Midwife dari PT Kimia Farma Tbk pada akhir project.
Adapun program BIUN digelar di 13 provinsi se-Indonesia. Lokasi yang ditentukan merupakan wilayah kerja Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa yang dipilih berdasarkan rekomendasi Dinas Kesehatan, BKKBN, IBI dan stakeholder setempat. BIUN mengutamakan inovasi program penjagaan 1.000 HPK serta program yang memiliki dampak besar. Para Bidan Untuk Negeri juga dapat mengikuti ajang kompetisi peserta Program Bidan Inspiratif tersebut, setelah menjalankan program selama minimal 1 tahun. (ruf/sc)