Surabaya, Pijaronline.net – Buron pelaku pembunuhan tahun 2017 ditembak mati polisi. Buron tersebur bernama Riyandi Prastawan alias Andi (36), warga Jojoran, Surabaya. Dia merupakan otak pembunuhan sekaligus perampokan terhadap perempuan bernama Suwarti (55), pemilik warung kopi di Lakarsantri, Surabaya.
Peristiwa itu terjadi pada 31 Agustus 2017 lalu. Suwarti ditemukan meninggal dunia dengan luka tusuk di bagian leher. Barang berharga miliknya seperti kalung, sepeda motor, ATM, dan handphone juga raib dibawa kabur oleh pelaku.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho, Jumat (27/12) mengatakan, pelaku Andi melakukan aksi keji itu bersama dua orang rekannya bernama M. Rifai (33) dan Arma Widiantara (34). Dua pelaku itu tertangkap lebih dulu. Saat ini tengah menjalani vonis 13 dan 12 tahun penjara.
Sementara Andi saat itu berhasil melarikan diri ke luar kota. Pada Kamis (26/12) malam, pelarian Andi selama dua tahun harus berakhir di tangan polisi. Dia terpaksa ditembak Unit Resmob Polrestabes Surabaya di Jalan Raya Kalibokor. Pelaku melawan petugas saat akan ditangkap.
“Kronologisnya pelaku melintas di Jalan Kalibokor semalam. Kemudian dilaksanakan penghadangan oleh anggota. Namun yang bersangkutan mencoba melawan petugas, akhirnya dilumpuhkan di dadanya dan meninggal dunia,” kata Sandi Nugroho.
Dari tangan pelaku Andi, lanjut dia, polisi mengamankan barang bukti berupa satu bilah senjata tajam, satu tas selempang warna hitam, dan satu tiket bus tujuan Jakarta-Surabaya. Jenazah pelaku dibawa ke RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Pelaku merupakan seorang residivis. “Dia pernah ditahan atas kasus senjata tajam di Polsek Gubeng Surabaya, lalu kasus narkoba di Polsek Simokerto,” beber Sandi.
Tak hanya itu, dalam pelariannya ke Jakarta, pelaku menggunakan nama samaran Slamet Handoyo lengkap dengan identitas e-KTP palsu untuk berbuat aksi kejahatan.
Di Jakarta 2018 pernah ditahan dengan kasus perampasan handphone di Polsek Senen dengan vonis 10 bulan penjara. Namanya juga berganti Slamet Handoyo.
“Kami masih mengumpulkan data terkait track record kejahatan pelaku ini. Sebab, ia juga merupakan pelaku kejahatan lintas provinsi,” tambah Sandi.
Pada kesempatan yang sama, Fendi Agustiawan anak ketiga korban mengaku bersyukur dan lega mendengar otak dari pelaku pembunuhan ibunya sudah dilumpuhkan. Dia menyebut, usaha polisi tidak sia-sia selama ini.
“Saya putra korban. Kami atas nama keluarga besar almarhumah Ibu Wati mengucapkan terima kasih atas kerja keras kepolisian dalam mengungkap kasus perampokan disertai pembunuhan. Dengan demikian, ketiga pelaku sudah tertangkap,” kata dia.
Sandi menegaskan, tak akan berkompromi dengan para pelaku kejahatan di Surabaya, jika melawan saat ditangkap maupun membahayakan korbannya saat beraksi.(dan)