Gaya Hidup Vegan Dianggap Bisa Hindari Pemanasan Global

430
Vegan Festival Indonesia yang digelar di Grand City Convex, Surabaya. (Foto: investor.id)

Surabaya, Pijaronline.net – Gaya hidup vegetarian (vegan) diklaim mampu menyelematkan bumi dari pemanasan global (global warming). Hal ini karena gas metana yang dihasilkan peternakan menjadi penyumbang utama pemanasan global.

Ketua Pengurus Indonesia Vegetarian Society Jawa Timur Susanto mengatakan, jika permintaan daging bisa diturunkan secara drastis, otomatis pemanasan global dapat dicegah. Ia menambahkan, PBB pernah merilis data bahwa peternakan menjadi menyumbang pemanasan global terbesar mengalahkan industri dan kendaraan bermotor.

Berdasarkan data UN’s Intergovernmental Panel for Climate Change (IPCC) tahun 2015, sebanyak 16 persen gas metana di udara menjadi salah satu penyumbang gas rumah kaca yang ada.

“Kenapa peternakan? Jumlah manusia di dunia 7 miliar lebih saat ini. Tapi jumlah ternak yang dikonsumsi oleh manusia dari 50 tahun lalu sampai sekarang berkembangnya luar biasa,” ujarnya di Vegan Festival Indonesia yang digelar di Grand City Convex, Surabaya pada Kamis (16/1).

Menurutnya,ternak sapi saja di dunia ada 10 miliar. Kalau dikumpulkan semua ternak, dari ayam, sapi, unggas, di total 50 miliar ekor per tahun. Banyaknya jumlah hewan ternak ini bermasalah. Sebab, kotoran dari hewan-hewan ini akan menghasilkan gas udara yang terlepas ke udara. Gas metana akan merusak lapisan ozon dan mengikat panas.

“Ketika panas masuk ke bumi, waktu keluar ditahan oleh gas metana. Gak bisa keluar. Ini jadi pemanasan global. Daya rusak ini lebih bahaya daripada CO dari kendaraan dan industri. Dia lebih besar pengaruhnya. Semakin banyak kita beternak dan mengonsumsi daging, makin rusak bumi. Dunia ingin menekan jumlah daging untuk menyelamatkan bumi,” jelasnya.

Ia menambahkan, saat ini gaya hidup vegan makin diminati di Surabaya. Hal ini, menurutnya, bisa dilihat dari makin banyaknya restoran vegan yang berdiri. Tak hanya itu, jika dilihat dari event Vegan Festival yang ia buat sejak 2012 lalu, jumlah pengunjung yang hadir makin tinggi.

“Dulu ketika tahun 2012, pertama bikin sekitar 3 ribuan. Sampai tahun lalu, sudah mencapai 25 ribu orang, tahun 2019. Tahun ini semoga 30 ribu orang,” jelasnya.(dan)