
Sidoarjo, Pijaronline.net – Lagi, petugas Densus 88 menggerebek rumah terduga teroris DS (40) di Dusun Ngares, RT.015/RW.003, Desa Ngaresrejo, Sukodono, Sidoarjo, Selasa (14/4). Petugas kemudian membekuk DS di Sedati.
Istri terduga teroris mencoba menghubungi HP suaminya tapi tidak bisa. “Saya menghubungi HP suami tidak bisa. HP mati. Apa suami sudah saya ditangkap,’’ kata N (39), istri tersangka yang asli warga Dusun Ngares kepada wartawan Pijaronline.net, Selasa (14/4).
Dalam penggrebekan itu, petugas menyita barang bukti busur panah dan beberapa anak panah. Di rumah tersangka juga sepertinya ada mesin bubut. ‘’Petugas kayaknya membawa busur dan beberapa anak- panah,” ujar seorang warga.
Menurut Ketua RT 015, M. Fuad, petugas sebenarnya sudah memantau rumah DS sejak Senin (13/4) malam. ‘’ Senin malam, usai Magrib ada orang yang datang ke rumah saya. Orang itu mengaku dari Polda. Dia minta izin untuk pemantauan ke salah satu warga di sini. Katanya warga tersebut ada kasus. Tak lama kemudia, petugas ini pergi,” jelasnya.
Selasa (14/4), sekitar pukul 11.00, beberapa Densus 88 mendatangi rumah tersangka. Ketika digeledah, petugas menemukan busur dan beberapa anak panah.
Sekilas rumah tersangka sepertinya bengkel dodok dan las. Karena, ada mobil angkot tengah diperbaiki bodi-nya. Dan, ada beberapa bemper mobil dan alat-alat berserakan
Menurut Fuad, DS bukan warga asli Dsn. Ngares. Dia menikahi istrinya berinisial N sekitar 15 tahun lalu dan tinggal di kampung ini. N sendiri anak H warga asli Dusun Ngeres. “DS orangnya tertutup. Bila kerja bakti hadir. Tapi tapi kalau rapat RT seperti itu tidak datang” tutupnya.
Sementara itu, H mertua terduga DS, mengatakan DS bukan orang asli Ngares. ‘’Dia tinggal di kampung ini setelah menikah dengan N, anak saya pada 2004. Dalam pernikahan, DS dan N dikaruniai dua anak lelaki ,’’ jelasnya.

Istri DS, N mengatakan petugas menyita anak-anak panah. “Petugas menggeledah rumah sekitar pukul 11.00. Yang dibawa petugas, panah-panahan bikin sendiri. Karena tidak punya duit, bikin sendiri. Tapi buatan sendiri tidak enak dipakai akhirnya beli. Itu busur sudah lama banget gak pernah dipakai. Yang datang menggeledah banyak, dan pas mau ambil foto tapi katanya gak boleh difoto,” kata ibu dua anak ini.
Saat dikonfirmasi suaminya kerja di mana, N menolak memberitahukan perusahaan tempat suaminya bekerja.“Kerjanya di Perak, bagian ekspor impor gitu, saya gak tau PT nya apa” tukasnya.
Sebelumnya pada Sabtu (11/4) Densus 88, petugas membekuk dua terduga teroris berinisial E dan Z di Dusun Dusun Bogem, RT 07, RW 02, Desa Kebonagung, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo. Dalam penggeledahan itu, petugas mengamankan dua plastik peluru tajam. E dan Z masuk jaringan teroris JAD (Jamaah Ansharut Daulah) yang ada kaitan dengan kasus pengeboman di Surabaya pada 2018. (ary)