Mau Didirikan Ruang Observasi Covid-19, Warga Tulangan Diberi Sosialisasi

612
Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin didampingi kepala Dinas Kesehatan dan camat Tulangan memberikan sosialisasi pentingnya ruang observasi kepada wakil warga. (foto by ary).

Sidoarjo, PIjaronline.net – Wilayah Tulangan rencananya akan didirikan tempat Observasi Covid-19. Meredam kepanikan warga, Camat  Tulangan,  Didik Widoyoko menggelar sosialisasi Covid 19 dan pentingnya observasi,  Kamis (16/4) di Kantor Kecamatan Tulangan.

Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin yang juga ketua Gugus Tugas Anti Covid-19, Kabupaten Sidoarjo dan kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Forkopimka dan kepala Puskesmas Kecamatan Tulangan.

‘’Dalam sosialisasi ini, kami mengundang kepala Desa dan perwakilan  Janti, Kebaron, Telasih, dan Kepadangan. Itu karena desa – desa tersebut berdekatan dengan tempat yang akan dijadikan tempat observasi covid 19,” lapor Didik Widoyoko.

Sosialisasi ini dilakukan menindaklanjuti pengaduan warga. Mereka membaca dari media massa bahwa ada satu  tempat di wilayah Tulangan akan dijadikan tempat isolasi. Namun sebenarnya bukan tempat isolasi namun tempat observasi.

“Ruang observasi ini sesuai instruksi pemerintah, bahwa masing – masing desa dianjurkan untuk menyediakan ruang observasi,” jelasnya.

Semetara itu, Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan bahwa pada intinya pemerintah berupaya menyelesaikan pandemic Covid 19 ini dengan seluruh aspeknya. “Yang kita lakukan untuk pandemi  ini bukan upaya pengobatan kesehatan saja, tapi juga , upaya preventif dan promotif,” jelasnya.

Mencegah penyebaran virus ini Pemkab Sidoarjo berupaya maksimal. Saat ini, sudah ada lima rumah sakit rujukan untuk pasien Covid-19. “Yakni RSUD Sidoarjo, Rumah sakit Siti Hajar, Rumah Sakit Mitra Keluarga, Rumah Sakit Anwar Medika, dan Rumah Sakit Siti khodijah,” katanya.

Namun, selain kubutuhan untuk ruang isolasi, dibutuhkan juga untuk ruang observasi. “Ruang observasi atau rumah singgah, ini digunakan untuk karantina orang yang dari luar kota mau ke Sidoarjo atau pulang kampung,’’ kata Nur.

Bila ada orang masuk ke sidoarjo, dan meragukan kesehatannya kemudian dilakukan rapid test. Setelah itu, mereka dikarantina di ruang observasi. Jadi di ruang observasi tidak ada tindakan medis. Dan, yang masuk ruang observasi belum tentu positif,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, dr. Syaf Satriawan menggarisbawahi bahwa hanya di rumah sakit dan ruang isolasi yang ada tidakan medis atau pengobatan untuk pasien Covid-19.

Dan ruang observasi itu harus ada  orang yang mengawasi dari tenaga kesehatan. Namun tidak ada alat  alat medis, tidak ada pemeriksaan lab.  “Jadi kalau ada orang yang datang suhu tubuhnya 38 derajat, perlu diobservasi selama 14 hari. Kalau dinyatakan sehat,  diizinkan pulang. Tapi  bila tidak ada keluhan, tidak akan diobservasi” jelasnya. (ary)