Malang, Pijaronline.net – Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Negeri Kota Malang angkat bicara mengenai kasus dugaan bullying atau perundungan berujung kekerasan yang terjadi di salah satu SMP Negeri Kota Malang. Dengan adanya kasus ini, MKKS SMP meminta pengawasan di lingkungan sekolah semakin diperketat guna mencegah kejadian serupa terulang.
Ketua MKKS SMP Negeri Kota Malang Burhanuddin mengatakan, kasus bullying yang terjadi di Kota Malang diharapkan bisa menjadi pelajaran berharga di dunia pendidikan.
“Ke depan, kepala sekolah harus bisa lebih berhati-hati dan lebih waspada dalam mengawasi anak-anak. Kita tidak boleh bosan untuk memberikan pemahaman pada anak-anak agar tidak berlebihan dalam bercanda,” katanya, Kamis (6/2).
Untuk mencegah perundungan atau tidak kekerasan lainnya di sekolah, peran kepala sekolah dan guru sangat penting. Mereka harus mampu berbagi tugas melakukan fungsi pengawasan di sekolah. Apalagi jumlah siswa di masing-masing sekolah cukup banyak.
“Pengawasan lebih terutama dilakukan saat jam istirahat atau salat. Saat itu, biasanya siswa berkumpul, rentan melakukan candaan yang berlebihan,” tutur pria yang kini menjabat sebagai kepala SMPN 5 Malang ini.
Terkait pengawasan melalui CCTV, pihaknya menilai itu bukanlah langkah yang cukup efektif. Bagi Burhan, pengawasan langsung dari guru lebih ampuh dibandingkan lewat CCTW.
“Sebenarnya guru hanya perlu intens berkeliling di sekitar sekolah memantau anak-anak. Melihat guru berkeliling saja, saya rasa anak-anak tidak akan melakukan pelanggaran, dibandingkan hanya pantauan lewat CCTV,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dunia pendidikan di Kota Malang digegerkan dengan kasus dugaan perundungan berujung kekerasan yang dialami MS (13). Ironisnya, perundungan ini dilakukan oleh tujuh orang teman dekatnya. Akibat kejadian ini, MS mengalami luka di beberapa bagian tubuh. Bahkan salah satu jari kanannya terpaksa harus diamputasi. Kini kasus tersebut dalam penanganan Polresta Malang Kota.(dan)