Sidoarjo-Pijaronline.net-Protokol kesehatan diterapkan ketat di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Sidoarjo. Para pendaftar yang ingin mengurus akte, KTP, dan KK harus daftar online untuk memperoleh nomor antrean.
Kamis, (15/10), diduga sistem online-nya tidak canggih, seorang pendaftar yang akan mengurus akte kelahiran anaknya yang baru lahir sampai seminggu belum memperoleh nomor antrean. Warga tadi melaporkan kepada Radio Suara Surabaya. “Saya sampai pinjam NIK saudara-saudara saya, tapi gagal masuk terus,” kata warga tadi.
Pj Bupati Sidoarjo, Hudiyono mendengar keluhan warga melalui radio tersebut. Hudiyono langsung menuju kantor Dispendukcapil melihat langsung pelayanan di kantor tersebut.
“Saya dalam perjalanan dari Sidoarjo Barat, di mobil dengar radio ada warga menyampaikan keluhan terkait pendaftaran online di Dispendukcapil. Saya langsung ke sini untuk melihat langsung,” ujarnya.
Di sana, Pj Bupati sempat melihat langsung beberapa antrean yang ada. Dia pun berbincang dengan warga yang sedang mengurus administrasi kependudukan.
Di Kantor Dispendukcapil memang terlihat terjadi kepadatan pemohon. Meski demikian, terlihat semua pendaftar sudah mematuhi protokol kesehatan. Mereka sudah mengenakan masker dan duduk atau berdiri secara berjauhan. Petugas juga ada plastik pelindung di mejanya. Hudiyono kemudian memanggil Reddy Kusuma, Kepala Dispendukcapil untuk meminta penjelasan.
Dari penjelasan Reddy , penyebab padatnya pemohon karena layanan di Mal Pelayanan Publik ditutup sejak adanya pademi dan jumlah petugas layanan di loket terbatas. Ia juga menyampaikan kalau berencana membuka kembali layanan di MPP yang berada di jalan lingkar timur.
“Sejak adanya pademi covid layanan di MPP ditutup, pelayanan jadi terfokus di sini. Kemudian program jemput bola juga dihentikan, karena resisten penularan covid. Per september MPP sudah dibuka tapi hanya layanan PTSP. Kami sudah koordinasi dengan pengelola MPP, sekarang sedang di setting antrian online nya”, ujar Reddy.
Agar tidak terjadi kepadatan lagi, Hudiyono minta pelayanan dibuka pada hari Sabtu dan Minggu agar masyarakat bisa mengurus surat meski hari libur. “Untuk sementara pada Oktober ini, layanan ditambah Sabtu. Pada November sampai Desember kita buka Sabtu dan Minggu mulai pukul 09.00 – 13.00 wib”, tambah Reddy.
“Sedang mengurus surat kematian pak. Tidak banyak kok, tadi antrean cuma sekitar 5 – 7 orang. Pagi tadi saya daftar online juga mudah, kemudian datang ke sini untuk mengambil formulir,” ujar Joko Yanuar, warga Pondok Jati saat berbincang dengan Hudiyono.
Namun, Fatoni, warga Sarirogo, berpendapat lain. Seharusnya online Dispendukcapil lebih canggih program atau software-nya. Ketika terjadi antrean melebihi jatah plafon hari ini maka sistemnya sudah membagi ke jatah plafon hari berikutnya. “Misalkan jatah plafon hari ini 400 pendaftar, tapi ternyata pendaftar membludak jadi 800 pendaftar. Maka sistem akan membagi sisa 400 masuk ke nomor antrean hari berikutnya,” ujarnya. (ruf/kom)