Sidoarjo, Pijaronline.net – Apa yang terbaru dari PSBB tahap ketiga? PSBB ini nanti berbasis desa. Ini merupakan hari kedua, sejak dimulai pada 26 Mei dan akan berakhir pada 8 Juni 2020.
Filterisasi serta edukasi anti Covid-19 dilakukan di masing-masing desa. Bahkan, pos-pos check point yang tersebar di jalan protokol akan diarahkan ke desa. Dengan demikian, pemerintah desa harus lebih tegas pada penerapan PSBB ketiga ini.
Penambahan dana refocusing APBDes menjadi pilihan penguatan PSBB berbasis desa, selain dana itu sendiri diperoleh dari APBD. Pemkab Sidoarjo akan fokus pada penguatan kuratifnya. Seperti penambahan ruang observasi di rumah sakit rujukan maupun tempat isolasi Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19.
“Pemkab Sidoarjo akan memakai dua hotel untuk tempat isolasi OTG, akan tersedia 200 kamar yang dapat digunakan. Orang-orang OTG atau orang yang di Swap tapi masih menunggu hasilnya akan ditempatkan di hotel tersebut,” kata Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin.
Pada PSBB ketiga, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sidoarjo akan berlakukan ganjil genap kepada pedagang pasar. Pedagang pasar akan diberikan nomer untuk dapat mengetahui kapan dapat berdagang. ‘’Dengan sistem ini akan menghapus sistem jam operasional pasar yang selama ini diberlakukan,’’ ujarnya.
Lebih lanjut, Wabup juga mengatakan Pemkab Sidoarjo akan mendorong perusahan yang ada untuk melakukan rapid tes secara mandiri. Semakin banyak rapid tes dilakukan akan semakin memudahkan GTPP Covid-19 Sidoarjo mendeteksi kasus Covid-19.
“Penambahan kasus positif Covid-19 sendiri didapat dari Pasien Dalam Pengawasan (PDP) setelah rapid test dan swab. Sekitar 60 persen PDP menjadi positif Covid-19. Kami sudah melakukan rapid test sekitar 10.500 lebih. Bila reaktif, hasilnya akan di swap, maka positif Covid-19 meningkat,” pungkasnya. (ary)