Inovasi Bidan Nurlaili Cegah-Atasi Stunting Balita di Kabupaten Pasuruan
Pasuruan-Pijaronline.net- Suasana di Balai Desa Baujeng, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan lain dari hari biasanya pada Minggu (2/1/23). Saat itu, banyak ibu, bapak, dan balita berkumpul. Mereka tengah mendengarkan paparan Bidan, Nurlaili Romadona, S, Tr, Keb terkait Program “Gaya Linting (Gerakan AYAh peduLI stuNTING).
Gaya Linting adalah inovasi atasi stunting hasil inovasi Nurlaili. Dia salah satu peserta terpilih untuk Program Bidan Inspiratif Untuk Negeri, kolaborasi PT Kimia Farma Tbk dan Dompet Dhuafa.
‘’Salah satu inovasi saya cegah-atasi stunting adalah melalui Gaya Linting. Saya ajak para ayah aktif peduli atas stunting, jadi tidak hanya tugas ibu saja,” ujar Nurlaili.
Lebih lanjut, Nurlaili mengatakan kegiatan Gaya Linting ini untuk memberikan edukasi tentang peran ayah dalam pencegahan dan penanganan stunting kepada para ayah yang memiliki balita terindikasi stunting.
“Saya mengambil ayah sebagai sasaran program. Itu karena, ayah juga berperan penting sebagai kepala keluarga untuk mewujudkan keluarga “No stunting”. Karena sebelumnya ayah terlupakan menjadi sasaran program dalam pencegahan dan penanganan stunting,” jelasnya.
Sebelum kegiatan ini, Nurlaili berkoordinasi dengan instansi terkait di antaranya Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kab. Pasuruan (DP3AP2KB), Puskesmas Beji, Ahli Gizi PKM Beji, Bidan Desa Baujeng, Kepala Desa Baujeng dan kader Balita.
‘’Selain itu, saya juga telah melakukan asessment yakni berupa kuesioner untuk mengidentifikasi gambaran ayah terkait pengetahuan tentang stunting dan peran keterlibatannya,” ujar Nurlaili.
Pada project “Inovasi Cegah-Atasi Stunting”, pihaknya kata Nurlaili, juga memberikan bantuan minyak goreng dan telur. ‘’Minyak goreng itu untuk memasak makanan balita dan telur sebagai sumber protein hewani untuk melengkapi gizi balita dan membantu pertumbuhan sertaperkembangan balita,” jelasnya
Nurlaili berharap kegiatan ini bisa meningkatkan pengetahuan orang tua balita terutama ayah tentang stunting. ‘’Mereka juga diharapkan bisa dan menerapkannya untuk pencegahan dan penanganan stunting. Selain itu, kegiatan ini bermanfaat untuk membentuk support system atau dukungan kepada Ibu dan anak dalam pencegahan dan penanganan stunting di keluarga,” ujarnya.
Di sesi lain ada materi yang disampaikan Drg.Yessy—yang juga menjelaskan soal antisipasi stunting pada balita. Penyampaian materi diawali brainstorming dengan mengenang peran almarhum ayah mereka sewaktu kecil. Para peserta terutama ayah sangat antusias menguntinya dan aktif mengajukan pertanyaan. Dan, di akhir materi juga ada refleksi diri oleh para ayah dan rencana apa yang akan diterapkan di rumah setelah mendapatkan materi edukasi.
Kegiatan ini juga dihadiri Sekretaris Desa Baujeng, perwakilan dokter dari Puskesmas Beji dan para kader balita Desa Baujeng. Dalam kegiatan ini juga dilakukan penyematan selempang “Ayah Peduli Gizi Balita” kepada perwakilan para ayah sebagai bentuk apresiasi agar mereka nantinya aktif memantau tumbuh kembang balita jangan sampai terjadi stunting.
Nurlaili berharap ‘angka stunting di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Pasuruan turun.”Ini diperlukan kerja keras dari semua pihak untuk terus memberikan sosialiasi pentingnya asupan gizi pada balita. Karena, balita dengan tumbuh kembang baik dan cerdas akan menentukan masa depan bangsa,” jelas Nurlaili yang juga bekerja di Poliklinik Layar Husada, Buduran, Sidoarjo—ini mengakhiri wawancarannya. (ruf)