Sosialisasi Program Gaya Linting di Desa-Desa

388
Bidan Nurlaili Romadona ketika sosialisasi atasi dan cegah stunting dengan Program “Gaya Linting (Gerakan AYAh peduLI stuNTING) di Balai Desa Baujeng, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan/photo: istimewa .

Inovasi Bidan Nurlaili Cegah-Atasi Stunting Balita di Kabupaten Pasuruan

Pasuruan-Pijaronline.net- Suasana di Balai Desa Baujeng, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan lain dari hari biasanya pada Minggu (2/1/23). Saat itu, banyak ibu, bapak, dan balita  berkumpul. Mereka tengah mendengarkan paparan Bidan, Nurlaili Romadona,  S, Tr, Keb terkait Program “Gaya Linting (Gerakan AYAh peduLI stuNTING).

Gaya Linting adalah inovasi atasi stunting hasil inovasi Nurlaili. Dia salah satu peserta terpilih untuk Program Bidan Inspiratif Untuk Negeri, kolaborasi  PT Kimia Farma Tbk dan Dompet Dhuafa.

‘’Salah satu inovasi saya cegah-atasi stunting adalah melalui Gaya Linting. Saya ajak para ayah aktif peduli atas stunting, jadi tidak  hanya tugas ibu saja,” ujar Nurlaili.

Lebih lanjut, Nurlaili  mengatakan kegiatan Gaya Linting ini untuk memberikan edukasi tentang peran ayah dalam pencegahan dan penanganan stunting kepada para ayah yang memiliki balita terindikasi stunting.

“Saya mengambil ayah sebagai sasaran program. Itu  karena, ayah juga berperan penting sebagai kepala keluarga untuk mewujudkan keluarga “No stunting”. Karena sebelumnya ayah  terlupakan menjadi sasaran program dalam pencegahan dan penanganan stunting,” jelasnya.

Ini lah para ayah di Desa Baujeng yang peduli untuk atasi dan cegah stunting pada balita/photo: istimewa.

Sebelum kegiatan ini,  Nurlaili  berkoordinasi dengan instansi terkait di antaranya  Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kab. Pasuruan (DP3AP2KB), Puskesmas Beji, Ahli Gizi PKM Beji, Bidan Desa Baujeng, Kepala Desa Baujeng dan kader Balita.

‘’Selain itu,  saya juga  telah melakukan asessment yakni berupa kuesioner untuk mengidentifikasi gambaran ayah terkait pengetahuan tentang stunting dan peran keterlibatannya,” ujar Nurlaili.

Pada project  “Inovasi Cegah-Atasi Stunting”, pihaknya kata Nurlaili,  juga memberikan  bantuan  minyak goreng dan telur. ‘’Minyak goreng itu untuk memasak makanan balita dan telur sebagai sumber protein hewani untuk melengkapi gizi balita dan membantu pertumbuhan sertaperkembangan balita,” jelasnya

Nurlaili berharap kegiatan ini  bisa  meningkatkan pengetahuan orang tua balita terutama ayah tentang stunting. ‘’Mereka juga diharapkan bisa  dan menerapkannya  untuk  pencegahan dan penanganan stunting. Selain itu, kegiatan ini bermanfaat untuk membentuk support system atau dukungan kepada Ibu dan anak dalam pencegahan dan  penanganan stunting di keluarga,” ujarnya.

Bidan Nurlaili memakai rompi (kelima dari kanan bersama para undangan dan para perangkat Desa Baujeng/photo:istimewa.

Di sesi lain ada  materi yang disampaikan Drg.Yessy—yang juga menjelaskan soal antisipasi stunting pada balita. Penyampaian materi diawali brainstorming dengan mengenang peran almarhum ayah mereka sewaktu kecil. Para  peserta terutama ayah sangat antusias menguntinya dan aktif mengajukan pertanyaan.  Dan,  di akhir materi juga ada refleksi diri oleh para ayah dan rencana apa yang akan diterapkan di rumah setelah mendapatkan materi edukasi.

Kegiatan ini juga dihadiri Sekretaris  Desa Baujeng, perwakilan dokter dari Puskesmas Beji dan para kader balita Desa Baujeng.  Dalam kegiatan ini juga  dilakukan penyematan selempang “Ayah Peduli Gizi Balita” kepada perwakilan para ayah sebagai bentuk apresiasi agar mereka nantinya  aktif memantau tumbuh kembang balita jangan sampai terjadi stunting.

Nurlaili berharap ‘angka stunting di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Pasuruan turun.”Ini diperlukan kerja keras dari semua pihak untuk terus memberikan sosialiasi pentingnya asupan gizi pada balita. Karena, balita dengan tumbuh kembang baik dan cerdas akan menentukan masa depan bangsa,” jelas Nurlaili yang juga bekerja di Poliklinik Layar Husada, Buduran, Sidoarjo—ini mengakhiri wawancarannya. (ruf)