Sidoarjo-Pijaronline.net-Bagaimana kabar varian baru Covid-19, Omicron? Ternyata vaksinasi dosis kedua tidak cukup menghadang varian baru Covid, Omicron. Harus ada vaksinasi ketiga atau booster untuk mencegah 75 persen penduduk terjangkit Omicron.
Demikian peringatan para ahli medis Inggris seperti dikutip dari www.bbc.com, Sabtu (11/12). Data per Jumat (10/12), tercatat ada kasus positif (confirmed) Omicron, 448 kasus di Inggris. Dan, total kasus per Jumat ini, 58.194. Total itu tertinggi kasus Covid sejak 9 Januari 2021.
Dengan perkembangan cepat Omicron di Inggris, negara tetangga, Skotlandia khawatir. Perdana Menteri Skotlandia, Nicola Sturgeon, mewarning warganya bahwa Omicron adalah tsunami covid baru. Dia memperingatkan warganya itu untuk menjalankan isolasi Covid ketat dan menyarankan warganya membatalkan perayaan Natal.
Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial Inggris menerapkan aturan baru, bahwa warga boleh menerima tamu di rumah maksimal tiga orang. Dan, bila ada warga ada gejala Covid (segala varian) harus tetap berada di rumah dan menjalani isolasi mandiri selama 10 hari.
Selain itu, bila ada orang terjangkit Omicron dalam satu rumah atau satu lingkungan dan test PCR dan disuruh balik lagi untuk test kedua, dipastikan itu sudah terjangkit Omicron. Warga harus isolasi mandiri dan jangan menunggu harus betul-betul positif varian Omicron.
Para ahli Inggris percaya bahwa varian baru sebarannya empat kali lebih cepat dari varian Delta. Saat ini Delta bertanggung jawab atas kasus baru 40-50,000 setiap hari di Inggris.
Indonesia Vaksin Booster Januari 2022
Bagaimana Indonesia antisipasi hadapi Omicron? Airlangga Hartarto Menteri Koordinator bidang Perekonomian mengatakan, pemerintah terus memantau perkembangan Virus Corona varian B.1.1.529 (Omicron) yang sudah terdeteksi penyebarannya di 45 negara.
Pemerintah Indonesia juga sudah menjalankan berbagai upaya pencegahan yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Pemerintah melakukan pemeriksaan dengan metode genome sequencing, membatasi kegiatan masyarakat, dan meningkatkan jumlah penerima vaksin untuk masyarakat rentan,” ujarnya dalam keterangan pers, kemarin sore, Senin (6/12), di Kantor Presiden, Jakarta.
Menurut Airlangga, kelompok anak-anak juga perlu segera mendapatkan suntikan Vaksin Covid-19.
Selain percepatan vaksinasi untuk anak-anak, Joko Widodo Presiden, kata Airlangga juga memerintahkan supaya program vaksinasi dosis ketiga untuk penguat antibodi (booster) bisa dimulai Januari 2022.
“Pelaksanaan program vaksin booster akan diatur lewat Peraturan Menteri Kesehatan. Sekarang, Kementerian Kesehatan masih melakukan finalisasi aturan vaksinasi berbasis penerima bantuan iuran (PBI), dan juga vaksin non PBI,” tegasnya.
Berdasarkan data, per Senin (6/12) pukul 18.00 WIB, Penduduk Indonesia yang sudah vaksinasi dosis pertama sebanyak 142,7 juta orang atau 68,5 persen dari target.
Sedangkan penerima vaksin dosis kedua sebanyak 99,2 juta orang atau 47,6 persen dari target 208,2 juta orang yang tersebar di berbagai penjuru Tanah Air.
Penduduk yang sudah divaksin terdiri dari kelompok tenaga kesehatan, lanjut usia, petugas publik, masyarakat rentan, dan masyarakat umum termasuk anak-anak usia 12-17 tahun.
Seperti diberitakan, varian Omicron kali pertama muncul di Afrika Selatan. Pada pertengahan November, tercatat sekitar 250 kasus baru setiap hari. Dan, saat ini puncaknta 8000 kasus setiap hari.
Serangan Omicron sangat lamban. Dari catatan observasi, semula hanya 40 pasien di satu rumah sakit dan beberapa di antaranya menjadi parah. Ini membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk memastikan pasien terkena Covid Omicron. Jadi ada delay waktu lama antara terkena virus sampai memasuki sakit parah. Umumnya, generasi muda ada kecenderugan terserang Covid Omicron. (ruf/sus)