Wanita Harus Waspadai Gejala Kanker Payudara dan Serviks

24
Manajer PT.PLN UP 3 SBB, Ery Juniarta Partama (tengah) bersama pembicara dan peserta seminar/photo/dok

Dari Seminar Srikandi PT. PLN UP3 Surabaya Barat

Surabaya-Pijaronline.net. Srikandi PT. PLN UP3 Surabaya Barat menggelar seminar Kesehatan “Peduli Kanker” di Ruang Murai Batu Lantai 2, Kantor PT.PLN UP 3 Surabaya Barat (SBB) di Jalan Taman 48 E Sidoarjo pada Kamis, 13 Februari 2025.

Seminar yang digelar dalam rangka memperingati Cancer World Day ini dihadiri sekitar 40 pegawai Wanita PLN UP 3 Surabaya Barat dengan pembicara utama, dr. Berlian Aniek Herlina, founder Klinik Layar Husada. Tujuannya untuk menyadarkan wanita bahaya kanker payudara dan serviks.

Pembicara seminar, dr. Berlian Aniek Herlina/photo/dok

Acara seminar ini dibuka oleh Ery Juniarta Partama, Manajer PT.PLN UP3 SBB dan dipandu Lidya Purnamasari ”Wanita harus waspada bahaya kanker di antaranya kanker payudara dan serviks. Kenali tanda-tanda, penyebab, dan pengobatannya,” kata dr. Berlian memulai seminar.

Lebih lanjut Berlian menjelaskan tanda-tanda kanker payudara antara lain ada benjolan di payudara atau ketiak, perubahan bentuk payudara perubahan warna kulit payudara, perubahan tekstur kulit payudara, puting tertarik ke dalam, keluar cairan yang tidak biasa dari puting, payudara besar sebelah, kulit payudara menebal, dan payudara gatal. Gejala kanker payudara pada setiap orang bisa berbeda. Jadi bila ada tanda-tanda seperti itu segera konsultasikan ke dokter. Sehingga segera bisa ditangani. Dan, jangan didiamkan,” jelasnya.

Sedangkan, Kanker serviks adalah perubahan sel-sel di leher rahim (serviks) sehingga menjadi ganas. Kanker ini umumnya berkembang perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut. Kanker serviks atau kanker leher rahim menjadi salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita. “Di Indonesia, kanker serviks menempati urutan kedua setelah kanker payudara sebagai penyakit kanker yang paling banyak terjadi,” jelasnya.

Kanker serviks terbagi dua, yakni pertama karsinoma sel skuamosa adalah jenis kanker serviks yang paling sering terjadi. KSS bermula di sel skuamosa serviks, yaitu sel yang melapisi bagian luar leher rahim. Kedua, adenokarsinoma adalah jenis kanker serviks yang bermula di sel kelenjar pada saluran leher rahim. “Meski jarang, kedua jenis kanker serviks di atas dapat terjadi secara bersamaan. Kanker serviks juga bisa muncul di sel leher rahim selain sel skuamosa atau sel kelenjar, tetapi hal ini sangat jarang terjadi,” jelasnya.

Kanker serviks terjadi ketika sel-sel yang sehat mengalami perubahan atau mutasi. Mutasi ini menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga membentuk sel kanker. “Belum diketahui apa yang menyebabkan perubahan pada gen sel-sel tersebut. Namun, kondisi ini diketahui terkait dengan infeksi human papillomavirus (HPV), yang bisa menular melalui hubungan seksual,” jelasnya.

Selain infeksi HPV, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker serviks, yakni berhubungan seksual secara aktif pada usia dini, terutama untuk yang usianya di bawah 18 tahun, memiliki pasangan seksual lebih dari satu, berhubungan dengan pasangan seksual yang telah terinfeksi HPV atau kerap bergonta-ganti pasangan seksual, memiliki daya tahan tubuh yang lemah karena kondisi tertentu, misalnya karena menderita HIV/AIDS, menderita infeksi menular seksual, seperti gonore, klamidia, dan sifilis, menggunakan pil KB dalam jangka panjang atau lebih dari 5 tahun, hamil 3 kali atau lebih, dan merokok. Jadi hidup sehat bisa terhindar kanker serviks,” ujar dr. Berlian menyudahi paparannya. (ruf)