Empat Kunci Hidup Agar Terhindar Musibah

521
KH Agus Ali Mashuri, Pengasuh Pondok Pesantren Progresif Bumi Sholawat ketika memberikan tausiah kepada para jamaah di Pengajian Muslimah Sidoarjo Bersholawat di Hall Ponpes Progresif Bumi Sholawat, Lebo, Sidoarjo/foto/makruf-pijaronline.net

Dari Pengajian KH Agus Ali Mashuri dengan Prokes Ketat 

Sidoarjo-Pijaronline.net– Ada empat kunci hidup agar kita terhindar dari segala musibah. Yakni, rajin sholat lima waktu, banyak bersholawat, perbanyak berbakti kepada kedua orang tua, dan banyaklah bershodaqoh.

“Insya Allah, kita akan dihindarkan dari segala musibah,” kata Ustad KH Agus Ali Masyhuri, Pengasuh Ponpes Progresif Bumi Sholawat dalam pengajian Muslimah Sidoarjo Bersholawat di Hall Gedung Selatan, Ponpes Progresif Bumi Shalawat, Lebo, Sidoarjo, Selasa (22/6/21).

Pengajian yang diketuai, Hj Santy Novalia itu dihadiri para jamaah dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) ketat. Para jamaah harus bermasket dan memasuki hall di-thermo gun dan kedua tangan harus di-hands sanitizer.

Para jamaah Pengajian Muslimah Sidoarjo Bersholawat menerapkan prokes ketat sebelum memasuki tempat pengajian/foto/makruf-pijaronline.net

Dibuka oleh pembawa acara, Hj Nur Cita Qomariyah, acara ini dimulai pukul 09.30 dengan tertib.

Dalam pengajian itu, Gus Ali, panggilan akrab KH Agus Ali Mashuri, mengatakan saat ini orang lebih suka mengikuti berita kematian daripada berita kegembiraan. “Koran dan majalah gambare (gambar) pertama kuburan (makam) dan maesan (nisan). Ini seharusnya dihindari,” pesannya.

Berita-berita negatif tersebut akan pada akhirnya akan memunculkan ketegangan dan rasa ketakutan. Ketegangan dan rasa ketakutan merupakan salah satu penyebab kita kehilangan kontrol diri dan tidak mampu berpikir positif.

”Ada orang batuk katanya OTG (orang tanpa gejala),” katanya disambut tertawa para jamaah.

Dan, sampai hari ini tidak ada orang berani berjabat tangan dengan benar. Karen takut bersentuhan dan dikhawatirkan tertular Covid-19. Padahal bertemu sahabat dan berjabat tangan dianjurkan dalam Islam.

Dari al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah,“ jelas Gus Ali.

“Jadi, bila seseorang muslim apa pun latar belakang pendidikannya, bila bertemu saling berjabat tangan dan saling memaafkan, maka mereka dapat ampunan Allah sebelum mereka berpisah,” tegasnya.

Hidup orang beriman mengalir bersama Allah. Hidup atau urip itu ada yang momong, ada yang menjaga yakni Allah SWT. ”Apa yang telah terjadi dan belum terjadi itu semua ada di genggaman Allah SWT. Bekerja atau nyambut gawe bisa ditiru tapi rejeki tidak bisa ditiru,” jelasnya.

Supaya hidup jauh dari musibah, kita harus banyak beramal atau shodaqoh. Ciri-ciri orang mutaqin adalah mau dan mampu membelanjakan sebagian hartanya di jalan Allah. Dia pemurah, loman atau suka memberi.

“Pergi ke kyai lembengan gak bawa opo opo blas (Pergi ke kyai tidak bawa apa pun). Malahan Jajan kyai sak toples dihabiskan (malahan kue satu toples pak kyai dihabiskan),” kata Gus Ali disambut tertawa para jamaah.

Gus Ali mendoakan, agar para jamaah jadi orang yang suka memberi atau loman. Orang yang suka memberi itu dikawal Allah bersama disayang Rasulloh.

“Maka di situ nanti akan muncul faktor luck atau beruntung atau bejo. Terkadang pintar gak ketulungan pintar tapi gak beruntung. Pintar tapi tidak beruntug. Tapi ada juga orang tidak pintar tapi beruntung,” jelasnya.

Kita juga menurut Gus Ali, harus selalu membaca sholawat nabi. Ini untuk menimbulkan aura positif. Bila ada aura positif, wajah seorang wanita yang jelek pun akan terlihat cantik. Wajah cermin hati. “Hatinya ruwet yo wajahnya terlihat ruwet. Maka sering-sering bersholawat,” jelasnya

Setengah tanda kesempurnaan Islam bagi seorang muslim, dia akan diberi kemampuan meninggalkan hal-hal yang tidak berguna. “Jadi ibu-ibu mana yang lebih penting mengaji atau ngrumpi. Ya..tentu mengaji. Jadi gunakan waktu ibu-ibu untuk urusan-urusan yang berguna, nggih!” jelasnya disambut tertawa para jamaah.

Sebelum menutup pengajian, Gus Ali kembali mengingkatkan kunci hidup terhindar dari musibah. Sholawat sing akeh (sholawat yang banyak), shodaqoh akeh (shodaqoh yang banyak) sholat yang rajin, dan perbanyak berbakti kepada orang tuanya.

“Dan usahakan bila ke rumah Kyai ojok lembehan tangan tok,” disambut tertawa para jamaah.

Gus Ali kemudian melontarkan kata-kata afirmasi yang diikuti para jamaah. “Aku bisa! Aku bahagia! Aku sukses! Aku sehat! Aku cerdas ! Aku kaya!” Pengajian pun berakhir sekitar pukul 11.20. (ruf)